TarunaKota.com, Pekalongan, 06 Maret 2025 – Menindaklanjuti kegiatan Serap Aspirasi Kesehatan Remaja yang telah dilaksanakan pada Februari lalu, berbagai isu strategis yang dihadapi remaja berhasil diidentifikasi. Diskusi yang melibatkan perwakilan sekolah, guru pendamping, serta perguruan tinggi dengan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) ini menjadi wadah bagi pemangku kepentingan untuk memahami realitas yang dihadapi generasi muda saat ini.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, Yos Rosidi, melalui Kepala Bidang P2KB, Nur Agustina, mengungkapkan bahwa hasil serap aspirasi menunjukkan beberapa permasalahan utama yang memerlukan perhatian khusus. Isu-isu tersebut meliputi tingginya angka perkawinan dini, maraknya kasus pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, serta kasus bullying dalam bentuk kekerasan verbal, fisik, maupun cyberbullying.
Agustina menjelaskan bahwa minimnya edukasi kesehatan reproduksi di kalangan remaja menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perilaku seksual berisiko. Kurangnya pemahaman ini membuat remaja rentan terhadap berbagai konsekuensi negatif, seperti kehamilan tidak direncanakan dan infeksi menular seksual.
“Untuk mengatasi tingginya angka perkawinan dini, diperlukan program pendewasaan usia perkawinan yang lebih intensif. Sosialisasi mengenai dampak perkawinan dini dan pemberdayaan remaja dalam merencanakan masa depan mereka menjadi langkah penting dalam menekan angka perkawinan usia anak,” ujar Agustina.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja masih menjadi permasalahan serius yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sosial, tekanan dari teman sebaya, serta kurangnya pengawasan dari orang tua. Bullying juga menjadi perhatian utama karena dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek emosional, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental remaja dalam jangka panjang.
Sebagai tindak lanjut dari serap aspirasi ini, hasil diskusi akan didorong kepada Wali Kota Pekalongan melalui forum Generasi Berencana (GenRe) setempat. Harapannya, rekomendasi kebijakan dan intervensi program bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat menghasilkan solusi konkret yang berbasis kebutuhan remaja.
Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat diharapkan mampu menangani permasalahan kesehatan remaja secara lebih efektif. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan remaja saat ini, tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sehat, berdaya, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (Amelia)
Tinggalkan Balasan