TarunaKota.com, Jakarta – Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikabarkan tengah merancang perubahan dalam sistem pendidikan prajurit dengan memangkas durasi masa pendidikan. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Hariyanto, menyatakan bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
“TNI menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan organisasi,” ujarnya saat dihubungi TarunaKota.com pada Selasa, 18 Maret 2025.
Menurut Hariyanto, dinamika strategis dalam lingkungan pertahanan menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam perubahan ini. Ia menegaskan bahwa wacana ini telah melalui kajian yang matang dari berbagai aspek, termasuk efektivitas pembelajaran, kesiapan prajurit, serta tuntutan operasional di lapangan.
“TNI memastikan bahwa kebijakan yang disusun tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena perubahan ini bertujuan untuk kepentingan strategis pertahanan negara,” tambahnya.
Saat ini, percepatan masa pendidikan bagi prajurit TNI masih dalam tahap kajian dan pembahasan internal. Sebelumnya, TarunaKota.com memperoleh berita acara hasil rapat koordinasi terkait Rencana Perubahan Kurikulum Pendidikan Prajurit Tahun Ajaran 2025. Berdasarkan hasil rapat tersebut, beberapa perubahan yang diusulkan antara lain:
- Pendidikan Dasar Kemiliteran untuk Perwira (Diktupa) yang semula berlangsung selama 5,5 bulan dipangkas menjadi 4 bulan.
- Pendidikan Dasar Kecabangan Perwira (Dikcabpa) dikurangi dari 5 bulan menjadi 3 bulan.
- Masa pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) yang awalnya 10 bulan, kini dipersingkat menjadi 4 bulan.
Seorang sumber yang mengetahui rapat koordinasi tersebut mengungkapkan bahwa dengan pemangkasan durasi pendidikan Seskoad, program ini dapat diselenggarakan dua kali dalam setahun. Perubahan serupa juga akan diterapkan pada pendidikan di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) masing-masing matra TNI.
Tak hanya berlaku bagi prajurit, reformasi pendidikan ini juga akan menyentuh masa pendidikan taruna di Akademi Militer (Akmil).
“Pendidikan taruna Akmil yang semula 4 tahun dikembalikan menjadi 3 tahun,” ungkap sumber tersebut.
Perubahan kurikulum ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengurangi kualitas pendidikan dan kesiapan prajurit dalam menjalankan tugas pertahanan negara. (Amelia)
Tinggalkan Balasan