TarunaKota.com, Bali – Manajemen Madura United FC melayangkan keluhan terhadap pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Keluhan tersebut muncul setelah salah satu pemain andalan mereka, Lulinha, mengalami cedera serius saat bertanding melawan Arema FC.

Pemain asing asal Brasil itu mengalami masalah pada bagian betisnya dan harus ditarik keluar pada awal babak pertama dalam laga yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (24/4/2025) lalu.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter ortopedi merekomendasikan agar Lulinha segera menjalani MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui lebih lanjut kondisi betisnya,” ujar Manajer Madura United FC, Umar Wachdin, Kamis (1/5/2025).

Menindaklanjuti rekomendasi medis tersebut, pihak klub langsung mengupayakan pemeriksaan MRI di salah satu rumah sakit di Surabaya. Namun, permintaan itu justru ditolak oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan.

“Tentu kami sangat kecewa dengan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan. Pelayanannya sangat lambat dan justru mempersulit pasien untuk segera mendapatkan penanganan medis,” sesal Umar.

Lebih lanjut, Umar menegaskan bahwa Lulinha merupakan sosok vital dalam skuad Madura United yang kini tengah berjuang menjauhi zona degradasi Liga 1. “Kami terancam kehilangan pemain penting untuk menghadapi pertandingan-pertandingan berikutnya,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa hingga saat ini Lulinha belum mendapatkan pelayanan maksimal meski sudah mengantongi surat rekomendasi dari dokter spesialis. “Padahal sudah jelas ada rekomendasi dokter ortopedi, tapi tetap saja BPJS Ketenagakerjaan tidak menyetujui pemeriksaan MRI,” tegasnya.

Umar pun mengingatkan bahwa cedera dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola, merupakan kerugian besar bagi klub. “Kami ini klub sepak bola. Cedera adalah hal yang sangat urgen dan harus ditangani cepat. Mengapa justru dipersulit?” pungkasnya. (Amelia)