TarunaKota.com, Purwokerto – Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 7.000 penderes di wilayahnya yang belum terdaftar sebagai peserta jaminan sosial ketenagakerjaan.

Padahal, para penderes—pekerja yang menyadap nira dari pohon kelapa untuk bahan baku gula kristal—memiliki risiko kerja yang tinggi. Tak jarang, mereka harus memanjat pohon dengan ketinggian berbahaya, yang jika terjadi kecelakaan, bisa berujung pada cedera permanen hingga kematian.

“Dari total sekitar 14 ribu penderes di Banyumas, baru separuh yang sudah terlindungi. Ini menjadi perhatian serius,” ujar Sadewo kepada TarunaKota.com, Jumat (18/4/2025).

Imbauan untuk Perusahaan dan Koperasi

Menyikapi hal tersebut, Sadewo berencana mengeluarkan surat imbauan kepada perusahaan-perusahaan pengolah gula kristal dan koperasi yang bermitra dengan para penderes. Tujuannya, agar mereka ikut berperan menjaminkan para pekerja dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan.

“Minimal, para perusahaan ini bisa meng-cover mitranya. Saya yakin, dari sisi bisnis, memberi jaminan sosial tetap memungkinkan mereka meraih keuntungan,” jelasnya.

Apalagi, gula kristal asal Banyumas merupakan produk unggulan daerah yang sudah menembus pasar ekspor.

Lebih dari 20 Perusahaan Sudah Berpartisipasi

Sadewo mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 20 perusahaan dan instansi di Banyumas yang berpartisipasi dalam mendukung kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi penderes.

“Nanti kami akan kumpulkan perusahaan yang bergerak di bidang gula kristal, dan kami dorong untuk berkontribusi dalam perlindungan pekerja,” tambahnya.

Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan menyediakan program jimpitan, di mana perusahaan hanya perlu membayar iuran sebesar Rp16.800 per bulan untuk tiap penderes.

“Yang tidak bergerak di sektor gula saja mau membantu, masa yang ambil untung dari gula tidak ikut?” ujarnya dengan nada heran.

Langkah Menuju Perlindungan Sosial Menyeluruh

Sadewo menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari realisasi 13 program unggulan yang dicanangkannya bersama Wakil Bupati Dwi Asih Lintarti. Salah satunya adalah perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan.

Program ini juga sejalan dengan upaya menanggulangi kemiskinan ekstrem di Banyumas, atau yang dikenal sebagai Kota Satria.

“Kalau terjadi kecelakaan kerja, keluarga mereka tetap terjamin. Termasuk keberlanjutan pendidikan anak-anaknya,” tutupnya. (Amelia)